
4 Strategi Memulai Program Pelatihan dengan Kecerdasan Kepribadian
Motivator Indonesia | Public Speaking Indonesia | 4 Strategi Memulai Program Pelatihan dengan Kecerdasan Kepribadian
“Knowing your own darkness is the best method for dealing with the darknesses of other people”.
—Carl Jung
Dalam dunia pelatihan dan pengembangan diri, satu hal penting yang sering terlupakan adalah memahami siapa yang akan kita latih. Banyak program pelatihan dirancang dengan pendekatan satu arah—mengandalkan konten dan metode—tanpa mempertimbangkan keunikan individu yang menjadi peserta. Padahal, efektivitas pelatihan sangat bergantung pada seberapa dalam kita memahami pola pikir, gaya belajar, serta respons emosional peserta. Inilah yang disebut sebagai kecerdasan kepribadian—kemampuan untuk memahami dan menyesuaikan pendekatan pelatihan dengan karakter peserta. Pelatihan yang dimulai dari sini akan jauh lebih personal, relevan, dan berdampak. Berikut adalah 4 Strategi Memulai Program Pelatihan dengan Kecerdasan Kepribadian yang dapat membantu Anda merancang pelatihan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan peserta secara mendalam.
Baca juga: 5 Strategi Mengasah Kepemimpinan Inti Manajer
1. Kenali Tipe Kepribadian Peserta Sejak Awal
Langkah pertama adalah melakukan identifikasi kepribadian sebelum pelatihan dimulai. Ini bisa dilakukan melalui tools sederhana seperti DISC, MBTI, atau pendekatan NLP. Dengan memahami gaya dominan peserta—apakah mereka analitis, intuitif, stabil, atau dominan—kita bisa menyesuaikan bahasa, pendekatan, dan ritme pelatihan agar lebih mudah diterima. Pelatihan yang tepat sasaran dimulai dari pemahaman terhadap siapa yang duduk di hadapan kita.
2. Sesuaikan Gaya Komunikasi Selama Pelatihan
Setelah mengetahui kepribadian peserta, penting untuk menyampaikan materi dengan gaya komunikasi yang sesuai. Tipe visual akan lebih mudah memahami melalui gambar dan ilustrasi, sementara tipe analitis mungkin membutuhkan data dan struktur. Semakin trainer mampu beradaptasi dengan cara peserta memproses informasi, semakin tinggi tingkat keterlibatan dan pemahaman selama sesi berlangsung.
3. Gunakan Pendekatan Coaching, Bukan Sekadar Mengajar
Pelatihan yang kuat tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga menggugah kesadaran. Pendekatan coaching membantu peserta menggali potensi dan pola pikir mereka sendiri. Dengan bertanya, bukan memberi tahu, trainer membantu peserta menemukan jawaban yang lebih bermakna. Ini mendorong keterlibatan yang lebih dalam dan perubahan yang lebih tahan lama, karena peserta merasa memiliki solusi mereka sendiri.
4. Bangun Rencana Aksi yang Relevan dengan Kepribadian
Setiap peserta memiliki cara berbeda dalam mengambil tindakan. Oleh karena itu, rencana aksi yang dirancang pasca pelatihan sebaiknya disesuaikan dengan tipe kepribadian masing-masing. Beberapa orang mungkin lebih efektif jika diberi ruang untuk berpikir strategis, sementara yang lain butuh panduan langkah-langkah konkret. Dengan menyelaraskan aksi dengan kepribadian, peserta akan lebih termotivasi dan lebih konsisten dalam menerapkan hasil pelatihan.
Pelatihan yang dimulai dengan kecerdasan kepribadian bukan hanya lebih efektif, tetapi juga lebih manusiawi. Karena ketika kita mengenal siapa yang kita latih, kita tidak hanya membantu mereka bertumbuh—kita juga membantu mereka mengenal dan memaksimalkan dirinya.
Sumber: Rosenberg, M. 2025. Why Every Training Program Should Start With Personality Intelligence. Diakses pada 22 September 2025.https://trainingindustry.com/articles/personalization-and-learning-pathways/why-every-training-program-should-start-with-personality-intelligence//Mari tingkatkan kemampuan diri Anda dengan klik https://ongkyhojanto.com/ atau untuk menanyakan mengenai Training Motivation Mastery atau Training Public Speaking silahkan hubungi Ms. Fujji 081882850909.
Demikian Saya Ongky Hojanto
Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Penulis Buku Best Seller
Founder Public Speaking Academy
Klik Disini:Bangkit dari kegagalan
Semoga bermanfaat !