Soft Skill

Soft Skill

Corporate Governance | “No act of kindness, however small, is never wasted.” Aesop, Greek storyteller.

Demikian kata-kata bijak yang merupakan anjuran memiliki soft skills: “kindness” – murah hati, suka menolong – yang patut kita miliki. Soft skills tidak dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, namun frase ini semakin menonjol dalam kurun lima tahun terakhir. Lucu jika kita bertanya pada Mbah Google, kata soft skills langsung diterjemahkan sebagai keterampilan lunak. Lupakan saja terjemahan lucu ini, namun bagi yang mengikuti perkembangan industri dan ilmu manajemen mengerti apa yang dimaksud dengan soft skills.

Pasti ada hubungannya dengan keterampilan kita masing-masing, juga merupakan keterampilan yang sudah ada sejak lahir, terlebih penting bahwa soft skills semakin perlu dibina dalam diri masing-masing. Keterampilan, yang sederhananya bisa disebut sebagai kebisaan bertindak yang dimiliki  seseorang berbeda. Jika dikembangkan maka keterampilan seseorang yang baik harusnya dapat ditiru, dipelajari dan diikuti demi memajukan pribadi. Jadi soft skills seyogyanya kita harus pelajari, kita ikuti dan terapkan demi kemajuan hidup kita.

Soft skills yang paling utama adalah kebisaan berkomunkasi dan beradaptasi. Ada beberapa soft skills lainnya yang perlu kita kembangkan juga, dan pasti menambah nilai pribadi kita, namun kali ini mari kita mendalami dulu dua soft skills tersebut. Berkomunikasi dengan lancar, benar dan menyenangkan serta mudah beradaptasi menunjukkan “kindness” yang ditulis oleh Aesop, penulis buku cerita. Jika tuturkata (= komunikasi) kita nyaman dan kita dapat beradaptasi dengan siapa, dan dalam suasana apa kita berkomunikasi, maka tercermin pribadi kita yang murah hati.

Tentunya kebisaan soft skills demikian harus dilanjutkan dengan tindakan nyata untuk pencapaian suatu maksud baik atau menghasilkan hal-hal positif. Komunikasi Efektif. Dapat berkomunikasi secara efektif berdaya guna harus dimulai dengan soft skill atau kebisaan pribadi “listening”, yaitu mendengarkan dan menyimak pesan-pesan umum maupun yang langsung disampaikan oleh pembicara yang kita hadapi. Menjadi “good listener” sering tidak mudah, kita harus dapat mengendalikan diri, agar memberikan kesempatan pembicara menyampaikan pesan dan keinginannya.

Jika kita dapat mengendalikan alat dengar dan terutama sel otak, juga emosi diri,  agar mau menyimak, tidak cepat menanggapi apalagi memberi komentar, maka pesan dan maksud pembicara dapat kita tangkap lebih utuh dan dapat kita maknai. Baru setelah kita cerna apa maksud atau keingingan pesan yang disampaikan oleh pembicara, kita memberikan analisis dan mungkin dapat membantu memecahkan persoalan yan disampaikan oleh pembicara; kita dapat membatu “problem solving”.

Ataupun bila pembicara sekedarnya bercerita ringan, maka makna dari komunikasi demikian menjadi menyenangkan bagi diri kita bersama. Seperti dipelajarai dalam Ilmu Komunikasi, berkomunikasi merupakan keterampilan:

•       Mendengarkan “be a good listener”

•       Selayaknya juga dapat mebaca dan  mengerti  “verbal & written communication”

•       Dapat mengerti “non-verbal communication” maksud dan arti sikap dan

gerakan tubuh

•       Dapat meberikan presentasi efektif

•       Sanggup mengikuti, juga melakukan public speaking

Keterampilan beradaptasi. Kata adaptasi yang merupakan kata yang diambil dan diselaraskan dari kata “adaptation” sesunggahnya berarti suatu sistem dari proses menempatkan diri dalam operasional dan disiplin tertentu. Bagaimana mendapatkan dan menerapkan agar beradaptasi? Ini kiatnya:

•       Mengikuti sikap ”move-on” dalam “Change Management”

•       Siap dalam “mind framing” membingkai cara berpikir dari pemikiran yang tidak menyenangkan, karena situasi tidak kondusif misalnya, menjadikan pemikiran yang positif

•       Melaksanakan “mindfulness” berarti kita selalu sadar atau lebih tepatnya “ngeh” atau “eling” tahu diri, tahu menempatkan diri, tahu menyesuaikan.

Keterampilan berkomunikasi dan beradaptasi merupakan dua soft skills pribadi kita yang paling utama, mari kita pelajari kembali dan kita mantapkan bersama. Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Dari saya,

Ludwig Suparmo, Strategic Communication Specialist.