3 Momen Ideal Menggunakan Metode Bercerita Dalam Presentasi
“Marketing is no longer about the stuff you make, but about the stories you tell.” – Seth Godin.
Motivator Indonesia | Public Speaking Indonesia | Momen Ideal Menggunakan Metode Bercerita Dalam Presentasi
Cerita adalah cara manusia memberi makna pada dunia. Berbeda dari fakta, cerita lebih melekat pada pendengar karena melibatkan tidak hanya pikiran, tetapi juga emosi mereka. Cerita memperkaya argumen logis dengan menarik perhatian emosional, dan pada akhirnya, menginspirasi pendengar untuk bertindak. Lalu kapan sih metode bercerita digunakan dalam presentasi ?
Baca Juga : 3 Tips Meningkatkan Penjualan lewat Presentasi Virtual
Berikut adalah 3 momen ideal menggunakan metode bercerita dalam presentasi:
1. Presentasi Formal
Terlepas dari ukuran audiens Anda, fokus mereka akan sepenuhnya pada Anda. Apakah Anda menggunakan slide atau tidak, berdiri atau duduk, Anda tetap memiliki pesan penting untuk disampaikan. Saat menyusun materi, pertimbangkan posisi audiens saat ini: bagaimana cara mereka berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap topik Anda? Dan bagaimana Anda ingin mereka berpikir, merasakan, dan bertindak? Apa ide yang Anda tawarkan untuk membantu mereka? Anda dapat menyertakan hasil survei, kutipan, diagram, grafik, pernyataan, dan metafora untuk membangun sebuah cerita. Tujuan utama adalah agar audiens terlibat dan menerima ide Anda.
2. Memasarkan atau Menjual Produk
Penjualan adalah proses persuasif yang bertujuan mengubah calon pelanggan atau klien dari tidak membeli menjadi membeli. Penjual yang sukses adalah pendongeng yang baik, yang memanfaatkan kekuatan cerita untuk menunjukkan bagaimana produk atau layanan mereka bisa menjadi solusi. Karena pemasaran produk lebih mirip berbincang santai ketimbang presentasi formal, cerita dapat menyegarkan promosi Anda dengan memberikan kehidupan pada produk atau layanan Anda. Cerita mengubah konsep menjadi nyata. Saat Anda membagikan kisah pelanggan atau klien, Anda membantu mereka memahami situasi mereka saat ini. Selain itu, penting untuk mengarahkan percakapan dengan membingkai pengalaman pelanggan saat ini sebagai sebuah cerita. Anda dapat menjelaskan tujuan mereka dan tantangan yang dihadapi, serta bagaimana cerita mereka bisa berubah dengan keputusan yang berbeda.
3. Satu Lawan Satu
Ketika Anda berhadapan langsung dengan klien atau audiens, Anda dapat menceritakan kisah yang menggambarkan tujuan yang ingin dicapai, rintangan yang dihadapi, dan akhirnya bagaimana Anda berhasil mengatasi tantangan tersebut. Cerita yang efektif adalah ketika Anda dapat membingkai pengalaman dengan struktur yang jelas, menyampaikan apa yang Anda inginkan, tantangan yang dihadapi, dan cara Anda mengatasinya, sehingga pendengar dapat lebih memahami pengalaman Anda.
Singkatnya, sebuah cerita haruslah persuasif. Oleh karena itu, persiapkan dengan baik apa yang akan Anda ceritakan. Jika Anda menyampaikannya dengan baik, pendengar akan tertarik dan ini akan meningkatkan kemungkinan kesuksesan Anda dalam membujuk mereka.
Itulah 3 momen ideal menggunakan metode bercerita dalam presentasi. Berjanjilah untuk coba menggunakan metode bercerita pada momen-momen tersebut sehingga Anda dapat menarik simpati audiens dan mari tingkatkan kemampuan diri Anda dengan klik https://ongkyhojanto.com/ atau untuk menanyakan mengenai Training Motivation Mastery atau Training Public Speaking silahkan hubungi Ms. Ivena 081271940909.
Klik Disini : Bangkit dari kegagalan
Sumber: https://www.duarte.com/presentation-skills-resources/3-situations-that-demand-a-story/