5 Cara Cerdas Menangani Konflik Internal Perusahaan Startup

“Conflict is good in a negotiation process… it’s the clash of two ideas, which then, all being well, produces a third idea.” –  Luke Roberts


Public Speaking | Public Speaking Indonesia | Belajar Public Speaking | Menangani Konflik Internal

Menangani konflik internal adalah bagian tersulit dalam menjalankan bisnis, namun juga tidak bisa dihindari. Ini bisa sangat menantang saat tim Anda masih kecil atau baru, karena masalah dapat menjadi semakin besar di antara karyawan. Selain itu, belum ada sistem atau personel yang siap atau mampu menangani masalah ini.

Namun tenang saja, karena dengan pendekatan yang tepat. konflik antar anggota tim dapat diselesaikan secara efektif dan dapat membuat semua pihak merasa didengar, serta diapresiasi. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi konflik yang terjadi didalam perusahaan ?


Baca Juga : 5 Penyebab Timbulnya Rasa Gugup Saat Presentasi

Berikut adalah 5 cara cerdas atasi konflik internal dalam perusahaan Startup :

1. Ajak Bertemu Langsung Secepat Mungkin

Kunci penanganan konflik adalah secara tatap muka atau langsung. Pendekatan pribadi punya dampak yang besar dan cara yang terbaik adalah mengajak masing-masing orang mengobrol empat mata dengan Anda. Selain itu, usahakan untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin, meskipun dianggap ‘sepele’. Jika Anda bisa memutus akarnya sedini mungkin sebelum menjadi besar, mengapa harus menunda-nunda ?

2. Dengarkan Pendapat dari Semua Sisi dan Bersikap Netral

Dalam proses penanganan konflik, setiap Orang harus dapat menyampaikan dengan jelas apa masalahnya dan menurut Mereka apa solusinya. Dengan kata lain, jangan hanya mendefinisikan masalah yang menyebabkan konflik, tapi juga penting menentukan solusi dari masalah tersebut. Setelah semua Orang memberikan masukan Mereka, saatnya pemimpin untuk membuat keputusan tanpa memihak.

3. Pahami Kebutuhan Mereka Terlebih Dahulu

Perilaku Kita didorong oleh keinginan Kita untuk memenuhi kebutuhan Kita sendiri. Jika interaksi tim menyebabkan perasaan marah, bukan perilaku Orang lain yang menjadi sumber perselisihan, melainkan kebutuhan Kita sendiri yang tidak terpenuhi yang menimbulkan perasaan tersebut. Alih-alih menilai perilaku Seseorang, Kita harus fokus pada “kebutuhan Kita” atau “kebutuhan Mereka” yang mana yang tidak terpenuhi dan menyelesaikannya terlebih dahulu.

4. Renungkan Sebelum Bereaksi

Ingatlah untuk berhenti, tarik napas dalam-dalam, dan renungkan sebelum bereaksi karena mudah kehilangan kontrol saat keadaan menjadi ‘panas’. Hargai privasi masing-masing Orang karena sekecil apapun masalahnya lambat laun akan diketahui semua anggota, apalagi jika tim Anda masih kecil. Temukan solusi dan selesaikan daripada membiarkannya berlama-lama dan akhirnya membuat lingkungan kerja jadi tidak kondusif.

5. Membuat Manajemen Konflik

Mengelola konflik adalah tentang proses. Proses akan menentukan bagaimana hasil dirasakan dan diingat. Orang yang berkonflik bisa saja pergi mendapatkan hasil yang diinginkan namun masih merasa kesal, atau Mereka bisa saja tidak mendapatkan hasil yang diinginkan namun tetap merasa senang. Dalam sebuah konflik, peran pemimpin sangat penting untuk memastikan kebutuhan semua pihak terpenuhi (win-win solution).

Konflik memang tidak bisa dihindari, tapi selama Anda dan tim aktif dan mampu mengelola konflik secara efisien, maka keputusan atau solusi ke depannya akan jauh lebih baik dari waktu-waktu dan hasilnya justru hubungan antar personal lebih kuat dan tim jadi solid. Ingin tim Anda semakin solid dan pandai mengelola konflik internal? Temukan jawabannya dengan mengikuti Pelatihan Leadership by Ongky Hojanto.

Ingin membaca artikel menarik lainnya?

Bisa kunjungi website kami di www.publicspeakingacademy.co.id

Demikian saya Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Penulis Buku Best Seller

Founder Public Speaking Academy


Klik Disini : Bangkit dari kegagalan

Semoga bermanfaat!

Source: