DiPHP Dalam Sebuah Cerita

DiPHP Dalam Sebuah Cerita

“Stories allow us to simulate intense experience without having to actually live through them. Stories allow us to experience the world before we actually have to experience it.” – Leo Widrich.


Public Speaking | Public Speaking Indonesia | Belajar Public Speaking | DiPHP Dalam Sebuah Cerita

Salah satu teknik yang dapat Anda gunakan untuk membuat sebuah kalimat pembuka yang menarik atau poin tambahan yang menggentarkan jiwa para audience adalah dengan menggunakan cerita. Ada sangat banyak jenis cerita, lalu apakah semua jenis cerita cocok digunakan sebagai kalimat pembuka atau poin tambahan ? Jawabannya tentu saja, tidak. Maka inilah 3 jenis cerita yang dapat Anda gunakan untuk membuat kalimat pembuka yang menarik atau poin tambahan yang mampu menggentarkan jiwa para audience !


Baca Juga : Cerita Jenis Perumpamaan (My Friend John)

A. Personal – Cerita Dari Pengalaman Pribadi

Cerita jenis ini merupakan cerita yang datang dari pengalaman pribadi Anda sehubungan dengan poin yang ingin Anda jelaskan atau topik yang akan di presentasikan. Ini merupakan jenis cerita yang menarik, karena Audiens yang datang mendengarkan presentasi Anda pastilah juga ingin mendengar pengalaman-pengalaman Anda sehubungan dengan isi presentasi yang Anda bawakan.

B.  Historical

Merupakan cerita yang di ambil berdasarkan pengalaman orang lain, seperti : teman, sahabat atau seorang tokoh. Anda dapat mengganti nama sahabat dan teman Anda jika sekiranya cerita tersebut akan berdampak negatif bagi dirinya.

C. Perumpamaan

Secara umum, perumpamaan adalah kalimat penggambaran suatu hal yang dibandingkan dengan apa yang ada di lingkungan alam sekitarnya. Adapun hal dimaksud bisa berupa sifat dan perilaku manusia serta suatu keadaan tertentu. Untuk menyatakan perbandingan tersebut maka digunakan kata-kata perbandingan seperti bagai, laksana, seumpama, bak, dan sebagainya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa : Umpama adalah yang menjadi contoh (persamaan, perbandingan) dengan yang lain-lain. Sama halnya dengan bagaikan, seakan-akan atau seumpama.

*Ingin membaca artikel menarik lainnya ?*

Bisa kunjungi web Kami di publicspeakingacademy.co.id

*Demikian Saya Ongky Hojanto*

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Penulis Buku Best Seller

Founder Public Speaking Academy


Klik Disini : Bangkit dari kegagalan

Semoga bermanfaat !

Originally posted 2023-06-21 09:22:45.