
Anda Tidak Butuh “Coach”
Kata “coach” beberapa waktu belakangan ini marak dipakai dan disematkan kepada semua orang yang terlibat dalam dunia pelatihan. Mendadak semua orang di panggil coach, termasuk Saya. Tidak menapik panggilan tersebut, namun ingin mendudukan kata itu kedalam pemahaman yang tepat sehingga tidak terjebak dalam kekeliruan pemahaman dan abai akan fungsi.
Public Speaking | Public Speaking Indonesia | Belajar Public Speaking | Anda Tidak Butuh “Coach”
Paparan dari Hameed & Waheed (2011) mengatakan coaching lebih berfokus kepada membantu seseorang untuk belajar dari pada mengajarinya. Lebih lanjut, International Coaching Federation (2012) menjelaskan bahwa coaching merupakan sebuah tindakan bermitra dengan klien pada proses untuk mendorong munculnya kreativitas dari pemikiran seorang individu guna dapat memaksimalkan potensi pribadi ataupun profesionalnya.
Baca Juga : 2 Cara Mengatasi Peserta Sontoloyo Dalam Seminar
Berdarkan pemahaman di atas, maka dapat di simpulkan bahwa seorang coach akan dapat melakukan tugasnya secara maksimal, apabila sang coachee memiliki sumber daya pengetahuan dan pemahaman sehingga dapat di dorong menjadi optimal. Dan selama sang coachee tidak memiliki hal tersebut, maka proses coaching tidak dapat dilakukan.
Lalu, bagimana cara untuk mengoptimalkan potensi orang yang belum memiliki landasan pengetahuan dan pengalaman ? ini dapat dilakukan dengan mencari seorang mentor. Ya, memiliki seorang mentor.
Istilah mentoring berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pembimbingan. Sedangkan kata bimbingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan. Mentoring memiliki kata dasar mentor, dalam KBBI memiliki arti berperan sebagai adviser, role model, consellor, tutor atau guru.
The European Mentoring and Coaching Council bahwa mentoring pada hakikatnya mendefinisikan pendampingan sebagai sebuah proses perkembangan di mana orang yang lebih berpengalaman berbagi pengetahuan Mereka dengan orang yang kurang berpengalaman dalam konteks tertentu melalui serangkaian percakapan.
Jelas, terbaca bahwa proses mentoring merupakan proses transfer pengetahuan dan keterampilan dari seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain, sehingga dapat mempercepat pencapaian sebuah siklus belajar. Contoh : Jika seseorang pebisnis yang baru merintis bisnis tidak memerlukan coach untuk mengoptimalkan bisnisnya, namun carilah mentor yang telah berpengalaman di bisnis tersebut dan minta di mentoring.
Kemudian, setelah bisnis berjalan dan ingin melakukan optimalisasi potensi yang ada dalam dirinya sehingga berdampak pada bisnis, maka perlu untuk menghadirkan seorang coach dalam bisnis itu. Karena, coach akan menggali kreatifitas berpikir yang telah dimiliki sebelumnya untuk dapat memecahkan masalah atau mencari terobosan baru untuk pengembangan bisnis.
Jadi ingat, Anda tidak butuh coach, jika ?
Ingin membaca artikel menarik lainnya ?
Bisa kunjungi web Kami di publicspeakingacademy.co.id
Demikian Saya Ongky Hojanto
Pakar Public Speaking Indonesia Versi Koran Kontan
Penulis Buku Best Seller Public Speaking Versi Gramedia Pustaka Utama
Founder Public Speaking Academy
Klik Disini : Bangkit dari kegagalan
Semoga bermanfaat !